Selasa, 12 Januari 2016

Cerita Sex Perawannya Adik Tiriku

Situs Terlengkap Untuk Cerita Dewasa Pribadi | Cerita Sex Terbaru | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Hot | Cerita ABG | Cerita Tante-tante | Cerita Sex Jilbab | Seks Bergambar – Perawannya Adik Tiriku. Aku ingin berbagi pengalamanku dengan cewek yang bernama Febri, sebenarnya Febri adalah adikku tapi beda ibu dengan satu ayah, dia tinggal di kampung selama ini saat itu Febri habis tamat SMP dan sedang melanjutkan ke SMA sedangkan aku sedang menyelesaikan skripsiku sambil bekerja, dan dia ingin melanjutkan di kotaku dan sejak  aku perhatikan kedatangannya, dalam hati aku berpikir, ini anak kampungan banget sih.

Cerita Dewasa Perawannya Adik Tiriku

Cerita Sex Perawan, ngentu perawan, tempek perawan, perawan ngesex, perawan dientot, kentu perawan, perawan kentu, perawan hot, cerita perawan
Cerita Mesum Perawannya Adik Tiriku
Pokoknya masih polos-polos gitulah.  aku biasa-biasa aja pada permulaan melihat dia, walaupun yang  aku perhatiin dari dia adalah bahwa dia mempunyai kulit yang cukup putih bersih dan tubuh yang padat walau tinggi badannya sangat tidak ideal. Tapi tetap menarik untuk dilihat pada umumnya.

Dan berlalulah waktu tanpa terasa dirumah kakak  aku ini dengan kehadiran penghuni baru ini. Selayaknya seorang adik, dia memanggil  aku dengan sebutan kakak , tentunya. Si Febri ini tidurnya dengan keponakan  aku yang masih SD.

Dan karena jadwal sekolahnya masuk siang jadi kalau pulang kerja,  aku menyempatkan diri untuk menjemput dia (karena tingkat skripsi jadi hanya kadang-kadang aja ke kampus)dan pulang bareng-bareng ke rumah.

Oiya, ada beberapa waktu lamanya ketika ibu  aku dari kampung juga sempat tinggal di rumah kakak  aku untuk menemani adik  aku ini beradaptasi dengan lingkungan yang baru dialaminya. Dan  aku suka memperhatikan kalau bangun pagi, adik  aku ini tidak langsung melakukan aktivitas tetapi dia menunggu dulu, ibu  aku yang suka mengusap-usap telinganya sebagai ritual pagi yang harus dilakukan dan baru setelah itu dia akan bangun dan melakukan aktivitas dirumah.

Dan disitulah awal daripada semua cerita ini. Ketika saatnya ibu pulang ke kampung, kalau pagi-pagi  aku bangun untuk siap-siap kerja,  aku perhatikan adik  aku ini belum bangun. Paling  aku hanya masuk ke kamarnya dan lihat dia sudah buka mata tapi belum mau bangun (sementara kebiasaan keponakan  aku yang tidur bersamanya adalah,

Kalau bangun pagi langsung pergi ke kamar ayah dan ibunya untuk dimanja-manja). Pertamanya sih,  aku biasanya hanya bilang ke dia seperti ini misalnya:”Ayo bangun Febri, bantu-bantu sana di dapur…”  aku hanya ingetin dia supaya rajin karena kita hanya menumpang tinggal saja.

Tetapi entah kenapa, suatu pagi terlintas di benak, adik  aku ini kasihan juga karena dia sebetulnya membutuhkan kasih sayang dari orang tua, setidaknya dari ibu yang biasanya mengelus-elus telinganya ketika dia terbangun dipagi hari.

Dan pada pagi itulah setelah  aku selesai mandi dan pergi ke kamarnya,  aku rebahan disamping dia yang selalu posisi tidurnya dengan gaya tidur samping dan langsung mengelus-elus telinganya sambil mengatakan:

”Kamu pasti kangen diginiin sama ibu ya…” si Febri membalikkan badannya dan hanya tersenyum senang saja. Lalu selanjutnya, beberapa hari ke depan, setiap pagi  aku datang kekamarnya dan mengelus telinganya tanpa punya perasaan apa-apa.

Hingga pada suatu pagi,  aku masuk ke kamarnya dan seperti biasanya langsung mengelus-elus telinganya, ehhh, ketika dia membalikkan badannya, tangan  aku yang tadinya berada di telinga terturun karena gerakan tubuhnya menjadi bersentuh dengan payudaranya.

Entah kenapa,  aku mengalami perasaan yang berbeda saat itu. Lain banget perasaannya. Ada sedikit mengalami ketegangan.

Ketegangan pada jantung yang tiba-tiba berdetak lebih cepat. Ketegangan pada nafas yang sedikit tertahan. Dan ketegangan pada penis  aku yang tiba-tiba menjadi keras. (sebetulnya ga aneh kalau penis pria mengeras dipagi hari, karena itu memang sudah kodratnya, menurut ilmu kedokteran)

Tapi yang  aku rasa aneh adalah ketika  aku sudah mulai menikmati semua ketegangan ini. Dan entah setan darimana yang sudah menunggu kesempatan ini untuk menjatuhkan iman  aku, entah kenapa ketika adik  aku telentang seperti biasanya kalau sudah mulai dielus telinganya,

Seharusnya  aku memilih mengelus telinga yang terdekat dengan posisi  aku disampingnya. Tapi kali ini,  aku bersikap diluar kebiasaan, yaitu dengan mencari telinga yang justru disebelah kirinya.

Sudah pasti dapat ditebak, dengan posisi kita berdua sama-sama tidur, tentu saja ketika  aku meraih telinga yang disebelah kiri, maka itu berarti  aku harus menjulurkan jangkauan lebih jauh dan itu artinya bahwa lengan  aku akan menindih payudaranya yang terliwati oleh tangan  aku.

Dan jujur, itulah sebetulnya yang  aku sudah rencanakan dengan tiba-tiba pada pagi itu. Sementara  aku mengelus telinganya, pada saat itu juga, lengan  aku tergesek-gesek oleh payudaranya yang menyembul.

Mungkin bisa dikatakan tidak terlalu montok, tetapi lumayanlah untuk merasakan bahwa itu adalah payudara perempuan yang sedang ranum-ranumnya berkembang. Tapi gilanya, itu adalah payudara adik  aku sendiri! Adik tiri, tepatnya!

Kejadian pagi itu, menjadi berulang pada hari-hari selanjutnya. Kadang-kadang adik  aku terlentang kalau dielus telinganya tapi sering juga dia hanya dalam posisi miring tidurnya, sehingga kalau demikian yang terjadi maka  aku tidak bisa merasakan sentuhan dengan payudaranya.

Tetapi ada kebiasaan baru yang  aku dapatkan kalau seandainya adik  aku tidur pada posisi miring: maka karena tidak terlihat oleh dia,  aku sambil tengkurap tidurnya, tangan memegang telinganya, tetapi badan  aku gesek-gesekan ke kasur sambil membayangkan sedang bersenggama dengan wanita.

Jujur, kalau sudah melakukan gesekan seperti itu, biasanya  aku tidak akan berhenti menggesekan penis  aku itu hingga akhirnya benar-benar orgasme.

Mungkin sensasi yang  aku dapatkan karena  aku menyentuh telinga seorang wanita, meskipun itu adalah adik  aku sendiri.
Kejadian sejak saat itu akhirnya menjadi kenikmatan baru  aku. Dan itu bertambah aneh rasanya, kalau  aku sedang membonceng adik  aku dimotor ketika jemput dia pulang ke rumah.

Dalam perjalanan, pasti ada saja situasi yang membuat payudaranya tersentuh dengan punggung  aku, rasanya, badan  aku langsung jadi tegang dan pikiran mendadak menjadi kotor, membayangkan hal yang tidak-tidak bersama adik  aku ini. (dia kalau dibonceng tidak pernah pegangan dibagian tubuh  aku)

Tetapi semua itu hanyalah pikiran didalam hati yang masih jauh untuk dilaksanakan dalam kenyataan. Hingga pada suatu saat,  aku lupa kapan tepatnya adik  aku ini curhat, bahwa dia lagi dekat dengan seorang pria teman sekolahnya.

Entah kenapa, waktu mendengar cerita itu,  aku pura-pura seneng tapi dalam hati seperti ada kata penolakan. Menolak kalau menerima kenyataan, adik  aku akan berpacaran dengan seorang pria. Dan kenyataan selanjutnya,  aku mencari tahu siapa cowo yang sedang dekat sama dia.

Waktu  aku jemput dia pulang suatu saat (oiya,  aku ga selamanya bisa jemput dia karena terkadang pulang dari kerja langsung ke kampus)  aku tanya apakah ada cowo yang naksir dia, diantara murid-murid sekolah yang sedang kumpul didekatnya. Dan dia menunjukkan seorang cowo: tinggi, putih dan cakep (bukan ganteng loh) Lalu langsung timbul perasaan aneh lagi.

Sepertinya, perasaan ini adalah perasaan cemburu.  aku yakin banget. Itu adalah perasaan cemburu. Kalau itu memang perasaan cemburu, apakah ini berarti tanpa  aku sadari,  aku sudah mencintai adik  aku sendiri? Atau sedikitnya, menyukai dia? Ada perasaan  aku tidak mau kehilangan dia. Lalu apa yang harus  aku lakukan?


Seperti biasanya pada pagi selanjutnya, ritual memegang telinga dilakukan kembali. Tetapi pagi itu, tekad  aku sudah bulat. Kali ini akan berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Ketika  aku rebahan disampingnya, seperti biasanya dia tidur gaya menyamping.

Dia tidak terlentang ketika  aku mengelus telinganya, sehingga rencana yang sudah disusun sebelumnya berganti. Hanya sebentar  aku mengelus telinganya, dan sebagai gantinya, jari tangan  aku sekarang menekan-nekan bagian pundaknya, sambil seakan-akan sedang memijit dengan lembut.

Nafas  aku langsung memburu dengan tindakan  aku ini. Jantung serasa mau copot karena ini tindakan yang tidak biasa dilakukan pada adik  aku ini. Pertama, dia hanya diam saja, tetapi lama-kelamaan dia sudah mulai menggelinjang dengan pijitan  aku ini.

Gilanya,  aku juga mendekatkan mulut  aku ketelinganya dan bilang:”Enak ya ‘de…” dan dia hanya menjawab singkat:”Heeh…” Sebelum ponakan  aku masuk kamar dan melihat kejadian yang diluar kebiasaan ini,  aku langsung hentikan pijitan kecil ini dengan harapan besok akan dilanjutkan.
Dan itulah yang terjadi kemudian, besok paginya,  aku kembali datang ke kamarnya dan hanya sebentar untuk mengelus telinganya dan langsung memijit tubuhnya lagi dari samping.

Tetapi kali ini,  aku sudah lebih berani lagi untuk memijit langsung dengan memasukkan tangan  aku kedalam kaosnya. Tentu saja dia menjadi kaget, karena tentunya berbeda kalau dipijit ada kaos yang menjadi penghalang dan dipijit tangan langsung ketemu dengan kulit.

Tapi dengan sigap  aku bisikkan, “Biar ga seret tangan  aku memijitnya…”, Alasan yang masuk akal!!! Dan bertambah berdegup jantung ini waktu mijit dan kena bagian bra. Seakan-akan pengen langsung buka aja bra-nya biar sensasinya semakin gila.

Jujur  aku harus bilang, adik  aku ini permukaan kulitnya, sangatlah mulus. Dan karena dia membelakangi  aku dia tidak tahu sambil memijitnya,  aku tengkurap dan menggesek-gesekkan penis  aku ke kasur, hingga akhirnya  aku orgasme seperti biasanya. Kalau sudah seperti itu,  aku akan dengan cepat-cepat keluar kamar. Nafsu seakan langsung reda kalau sudah tertumpah sperma ini.

Hingga pada suatu pagi, petualangan  aku semakin bertambah derajatnya. Karena sudah terbiasa dengan memijit bagian punggung,  aku sekarang sudah mulai pelan-pelan menyusuri bagian depan tubuhnya. Dengan posisi dia tidur tengkurap, itu pasti susah dijangkau.

Tetapi dengan posisi tidur miring, maka segalanya menjadi mudah. Dan yang terjadi adalah, pelan-pelan  aku memijit dia seperti biasanya, naik turun pundak-punggung-pinggang. Dan setelah cukup dirasa waktunya,  aku mulai memijit bagian pinggang samping dan mulai naik ke ketiaknya.

Pertama-tama dia merasa kegelian, tetapi lama-kelamaan dia terbiasa juga dengan sentuhan  aku ini. Dan ketika dia sudah terbiasa, tangan  aku mulai merambah kebagian yang lainnya. Sudah mulai berani lagi maju kebagian depannya, yaitu kebagian perut.

Berputar-putar memijit bagian perutnya (lebih tepatnya sih, seperti hanya mengelus saja) dan mulai berani naik kebagian yang lebih atas lagi, dan sudah bisa ditebak, tangan  aku akan bertemu dengan payudaranya disana.

Bayangkan, kalau sebelumnya,  aku pernah merasakan bersentuhan dengan payudaranya, itu hanya sebatas sentuhan lengan saja dan dipisahkan dengan baju atau kaus yang melekat ditubuhnya, tetapi sekarang, jemari tangan seorang kakak akan dengan sengaja memulai petualangannya untuk menyentuh bagian payudara dari adiknya sendiri.

Tepatnya, adik tirinya!
Kebiasaan  aku yang paling baik adalah, selalu sabar. Jangan terburu-buru.  aku akan melihat dulu bagaimana reaksi dari adik  aku ini ketika tangan  aku perlahan sudah mulai naik kebagian atas tubuhnya, yaitu kebagian payudaranya. Rasanya tidak masuk akal kalau dia tidak merasakan pergerakan tangan  aku yang sudah mulai kelihatan aneh.

Tetapi tidak masuk akal juga, kalau seorang wanita sudah membiarkan tangan laki-laki lain menjamahnya sudah semakin jauh, meskipun itu adalah kakaknya sendiri, lalu kemudian tiba-tiba menolaknya dengan drastis.

Dan yang terjadi kemudian adalah, penolakan terjadi juga terhadap tangan ini dengan dikibaskannya dengan pelan tangan  aku oleh adik  aku dan kemudian dia mengambil posisi tengkurap, yang artinya, cukup sampai disini usahamu kakakku. Yang bisa  aku lakukan hanya mengeluarkan tangan  aku dari dalam kaosnya, dan kemudian kembali memijit punggungnya dari luar sebentar saja dan selanjutnya keluar dari kamar.

Oiya,  aku terkadang merasa bersyukur juga karena selama ini, kakak  aku dan suaminya, apalagi keponakan  aku yang masih kecil itu, tidak menaruh curiga dengan kegiatan  aku tiap pagi di kamar dimana adik  aku tidur, karena pasti mereka berpikir,  aku adalah kakak yang baik, yang tidak mungkin berpikiran macam-macam.


Tapi yang  aku ingat pada pagi selanjutnya adalah, usaha untuk bisa melangkah lebih jauh tetap dengan gigih  aku lakukan. Singkat cerita, jemari tangan  aku dari posisi perut, sudah menunjukkan tanda-tanda akan segera naik kebagian atas.

Dan anehnya, adik  aku seperti tidak lagi perduli, entah dia menikmati juga pergerakan jemari  aku yang mengusap tubuhnya dengan lembut, atau entah dia juga merasa tidak enak kalau melawan kehendak kakaknya yang sudah kebawa nafsu kotor ini.

Hingga akhirnya, jemari tangan  aku sudah mulai tiba dibagian payudaranya, tetapi tentu saja payudaranya tertutup dengan bra yang dikenakannya.

Bagi  aku itu tidak penting! Yang penting adalah, adik sudah mengetahui apa rencana  aku terhadap dirinya dan menangkap sinyal yang telah  aku berikan selama ini kenapa tiap pagi  aku menjadi rajin masuk kedalam kamarnya, dan kalau dia sudah tidak menampik tangan  aku, itu berarti dia sudah setuju untuk  aku gerayangin seluruh tubuhnya tanpa syarat apapun juga.

Itulah yang terjadi,  aku tidak berhenti menelan air liur  aku ketika  aku sudah mulai menjelajahi payudara sebelah kanannya. Meskipun tertutup bra, tetapi sensasinya sampai bikin  aku pusing ketika  aku meremasnya.

Aku tidak bisa melihat bagaimana reaksi wajah adik  aku ketika  aku menekan dengan lembut payudaranya karena dia berposisi tidur menyamping. Tapi  aku bisa memastikan, tubuh  aku seakan melayang dengan tindakan  aku yang tidak senonoh ini. Apalagi ketika  aku kemudian berpindah lagi untuk menekan payudaranya yang lain.

Dari sentuhan lembut, pelan-pelan mulai agak meremas dengan keras dan itulah kali pertamanya  aku mendengar suara adik  aku yang mulai mendesah-desah. Sepertinya, gayung bersambut dengan positif dan ini menambah semangat  aku untuk melakukan aksi nikmat selanjutnya. Logikanya, kalau dia tidak menikmati, atau hanya sekedar terpaksa, tidak mungkin dia akan mendesah.

Karena mendesah bagi  aku artinya adalah, dia menikmati semua sentuhan ini. Tidak puas hanya membelai dan meremas dengan bra menjadi pemisahnya, maka jemari tangan  aku sudah mulai menyelusup masuk kedalam payudara yang sebelumnya tersembunyi itu.

Ketika itu terjadi, wowww…rasanya, jantung  aku sudah mau copot saja. (ini bukan kali pertama  aku menyentuh payudara wanita, tetapi kalau itu adalah payudara adik sendiri, disinilah sensasi yang tak terkatakan dapat dirasakan) Pertamanya, dia agak menggelinjang ketika jemari  aku menyentuh putingnya. Entah karena kaget atau mungkin karena kenikmatan.

Tapi yang pasti  aku tidak akan membuang waktu lagi untuk segera menggesek-gesekan penis  aku kekasur sambil terus mulai meremas-remas payudaranya.

Semakin cepat  aku menggesek penis dikasur, semakin kuat  aku meremas payudaranya. Dan ketika tiba waktunya untuk orgasme,  aku benar-benar menikmati semuanya itu dengan puas tetapi dengan masih sejuta penasaran yang lain yang seakan muncul: apakah hanya sejauh ini? Apakah  aku cukup puas dengan masturbasi sendiri sambil menyentuh bagian tubuh dari adik sendiri?


Anehnya, ketika  aku punya kesempatan menjemput dia pulang dari sekolah, sepanjang perjalanan pulang di motor, kita berdua seakan-akan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi setiap paginya dengan hubungan kita berdua.

Justru yang dibicarakan oleh adikku itu adalah tentang cowo yang sedang terus mengejarnya. Dan setiap mendengar cerita itu, tiba-tiba saja muncul perasaan aneh didalam perasaan  aku ini, yaitu perasaan nafsu birahi untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih lagi terhadap adik  aku ini.

Dan itu memang terjadi pada suatu pagi selanjutnya. Kalau yang sudah-sudah,  aku membiarkan dia dalam posisi tidur samping dan  aku akan menggerayangi tubuhnya dengan puas tanpa kita berdua harus bertatapan muka ( aku pikir-pikir, itu pasti cara teraman yang dilakukan adik  aku supaya kita berdua tidak menjadi malu kalau sampai bertatapan muka ketika terjadinya perbuatan ini) tapi pagi itu,  aku langsung menariknya dengan pelan agak tidur dengan posisi terlentang.

Selanjutnya tanpa takut ataupun malu,  aku langsung menindihnya dengan tubuh  aku diatas tubuhnya dan langsung  aku beraksi. Suasana pagi yang masih gelap tanpa adanya lampu sangat menunjang aksi seperti ini karena sesungguhnya, kita berdua tidak dengan jelas bisa saling memandang.

Aku langsung mencium bagian lehernya dengan lembut sembari tangan  aku langsung masuk kebagian tubuhnya. Sebenarnya rencana  aku hanya sederhana, seperti yang sudah-sudah,  aku harus orgasme karena menggesek-gesekan penis  aku ini.

Tapi kalau sebelumnya  aku menggesekkan penis ini di kasur tapi kali ini  aku harus gesekkan diatas bagian tubuh adik  aku ini. Dan  aku mencari posisi yang pas hanya untuk urusan penis yang diarahkan kebagian selangkangannya.

Aku tidak butuh tangan masuk kedalam payudaranya tetapi cukup hanya meremas dari luar, tetapi yang penting, penis  aku yang sudah menegang itu digesek-gesekan kebagian selangkangannya saja.

Itu sudah menambah sensasi nikmatnya seks  aku ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Selama perbuatan ini berlangsung, samar-samar  aku melihat tampang adik  aku seperti menutup matanya dengan terpaksa (mungkin untuk menghindari tatapan langsung dengan  aku) tetapi dia tidak dapat menutupi mulutnya yang perlahan mendesah-desah menikmati gesekan penis  aku diatas vaginanya yang tertutup oleh short yang dikenakannya.

Aku sangat puas dengan kejadian saat itu, karena sebetulnya secara terbuka, adik  aku sudah memberikan tanda, bahwa dia tidak keberatan dengan aksi  aku selama ini dan bahkan mungkin menikmatinya dengan sangat.

Dan itulah memang perangkap setan: kita tidak pernah puas dengan apa yang sudah didapatkan tetapi malah penasaran untuk mencoba ke jenjang yang lebih tinggi.
Dan kesempatan untuk merasakan sesuatu yang lebih nikmat lagi datang pada  aku dan adik. Itu bermula ketika kakak ipar  aku harus tugas luar kota. Seperti biasanya, keponakan  aku akan pindah tidur bersama ibunya dan itu berarti bahwa adik  aku akan tidur sendiri.

Sepanjang hari  aku sudah merencanakan untuk melakukan aksi yang lebih hebat lagi. Walaupun jujur,  aku tidak berharap banyak kalau rencana dan aksi ini akan berlangsung mulus. Ketika malam tiba, jantung  aku berdetak dengan cepat karena menanti kapan saatnya seluruh penghuni akan tertidur dengan lelap, khususnya kakak dan keponakan.

Sedikit-sedikit mata melihat kearah jarum jam sambil berpikir kapan waktu yang tepat. Mungkin karena saking tegangnya, malam itu entah kenapa,  aku jatuh tertidur dengan lelapnya. Ketika bangun pagi, di otak langsung muncul harus kekamar adik.

Tetapi ketika  aku membuka gagang pintunya, ternyata terkunci dari dalam. Dan baru mengertilah  aku selama ini, kalau pintu biasanya tidak terkunci, itu karena keponakan  aku sudah bangun dan pindah kekamar orang tuanya. Sementara kali ini terkunci karena adik  aku masih tidur.

Tapi  aku membaca kejadian ini sebagai petunjuk bahwa, bisa saja adik  aku tidak mau memberikan kesempatan untuk  aku agar bisa masuk kekamarnya dan itu artinya suatu tanda yang buruk bagi  aku secara pribadi.

Aku bertanya, apa iya adik  aku memang tidak menginginkan kehadiran  aku dikamarnya? Apa iya selama ini dia terpaksa menerima aksi bejat  aku? Atau mungkin dia sudah sadar bahwa semua ini adalah tidak etis dan dosa? Sempat kacau perasaan ini sepanjang hari itu sambil menebak-nebak apa yang sebetulnya sedang terjadi.

Terlebih pada pagi itu sampai  aku berangkat ke kantor,  aku tidak melihat adik keluar dari kamarnya. Sehingga pada malamnya, ketika pulang kantor dan juga tidak melihat adik di ruang tamu, ruang makan ataupun ruang TV,  aku berpikir, lenyap sudah rencana-rencana jahat yang ada di otak yang akan dilakukan terhadap adik  aku itu.

Sehingga akhirnya, malam itu  aku pergi tidur agak cepat dari biasanya. Tapi disitulah letak misterinya dosa: antara sadar dan tidak sadar,  aku mendengar ada suara yang membangunkan  aku dari tidur ditengah malam.

Ketika  aku membuka mata, adik  aku sudah didepan  aku sambil memohon:”Ka, temenin aku tidur donk…hujan keras dan petir, bikin aku ketakutan…” dan memang benar, diluar terdengar hujan keras, tapi tidak terdengar petirnya. Entah kenapa, yang ada dipikiran  aku saat itu adalah, apakah kakak  aku harus mengetahui  aku tidur menemani adik tiri kita malam itu.

Mungkin karena memang ada apa-apanya,  aku takut kalau kakak  aku tahu kejadian ini. Tentu saja  aku dengan senang hati akan menemani dia tidur tapi kakak  aku tidak boleh mengetahuinya.

Jadi yang  aku lakukan adalah, suruh dia pergi kekamarnya duluan dan berjanji akan menyusul.  aku takut kalau nanti terdengar berisik kalau kita berdua berjalan bersama-sama.

Mungkin sekitar setengah jam baru kemudian  aku menyusul kekamarnya, dan tentu saja kali ini kamar tersebut tidak terkunci.  aku melihat dalam kegelapan adik  aku tidak bereaksi dengan kedatangan  aku ini,

Mungkin dia sudah kembali tertidur pulas atau mungkin, justru pura-pura tidur.
 aku langsung mengambil posisi berbaring disebelahnya dan tentu saja kembali jantung berdegup dengan keras (saat ini saja ketika sedang kembali menuliskan pengalaman ini, jantung  aku berdebar-debar, karena seakan-akan kejadian itu masih ada didepan mata) ketika rebah tidur disampingnya.

Aku sempat memejamkan mata tetapi itu hanya terjadi sebentar saja. Debaran jantung membuat  aku tidak bisa menutup mata lama-lama. Dipikiran saat itu adalah, gilaaaaa….sekarang tidur disamping  aku adalah wanita yang sudah menjadi korban pelampiasan seks yang tidak direncanakan dan selama ini  aku sudah sangat bersyukur menikmati hanya dengan tangan  aku yang meraba-raba bagian tubuhnya.

Disamping  aku tidur wanita yang tadi malam  aku punya rencana untuk mengajaknya berpetualang seks lebih jauh lagi tapi sepertinya waktu tidak berpihak padaku. Disamping  aku telah berbaring, adik tiri  aku sendiri.
Perlahan  aku mulai berganti posisi tidur dengan gaya menyamping sementara hujan masih terdengar dengan kerasnya, tetapi tetap belum terdengar suara petir seperti yang dikatakan adikku ini.

Aku melihat adikku ini hanya bahunya saja karena memang inilah gaya tidurnya. Masih jelas diingatan  aku, adik  aku ini suka tidur dengan kaos dan short. Itulah yang membuatnya tidak menggairahkan dan seksi karena tidak ada sesuatu yang tersingkap. Kalau saja dia memakai daster, pasti akan seksi banget melihatnya dia tidur.

Tapi semua itu tidak membuat pikiran kotor dari kemarin, luruh dengan sendirinya. Bisa satu ranjang dengan seorang wanita, siapapun itu orangnya, adalah anugrah dan menimbulkan sensasi.

Tapi cukup waktu lama untuk mengambil keputusan agar merapat mendekat kepada tubuhnya. Karena hal ini tetap harus diperhitungkan. Kalau pagi hari menyentuhnya itu karena ada alasan ritual memegang telinga pada awalnya tetapi pada malam ini, apa alasannya untuk menyentuhnya? Tetapi otak ini berlogika, tidak mungkin dia tidak tahu apa resikonya mengajak kakak tirinya ini tidur satu ranjang sepanjang malam ini kalau dia tidak mempertimbangkan apa yang sudah terjadi pada hari-hari sebelumnya.

Seharusnya, dia pasti sudah mengambil resiko dengan apa yang akan dibuat oleh kakaknya pada malam ini. Mungkin dia berpikir, lebih takut kepada setan ditengah malam ini daripada takut kepada kakak tirinya yang sudah jelas-jelas memiliki nafsu birahi kepada adiknya sendiri.

Dimulailah per jalanan yang menegangkan malam itu. Pertama,  aku hanya menyentuh pinggangnya dengan tangan tanpa melakukan gerakan apa-apa. Ini hanya mau menguji, apakah dia mau menolak atau hanya berdiam saja. Sumpah, jantung  aku memompa dengan keras karena harus mengalirkan darah dengan cepat ke penis yang mulai ereksi dan otak yang mulai tegang.

Untuk sekian lama dia hanya berdiam diri saja. Apakah memang benar-benar sudah tertidur, atau pura-pura tidak perduli dengan tangan yang ada dipinggangnya? Ini membuat  aku semakin tegang karena sudah akan menambah sentuhan ke jenjang yang lebih tinggi. Kali ini tangan  aku mulai memegang lengan tangannya dan merapatkan tubuh semakin dekat.

Kemudian mulai memberikan kecupan ringan dibagian punggungnya yang terilindung oleh kaos yang digunakannya. Tidak ada reaksi untuk sekian saat. Dan itu semakin membuat  aku berani untuk melakukan hal lainnya.

Jemari tangan sekarang mulai turun kebawah dan mengelus paha sampingnya sambil mulai meremas pantatnya, sesuatu yang belum pernah  aku lakukan sebelumnya. Terus kecupan-kecupan singkat dilayangkan dibagian punggungnya sambil tangan terus menggerayangi bagian pahanya. Sesudah dirasa cukup waktunya, akhirnya  aku menarik pelan tubuhnya yang menyamping itu agar menjadi posisi terlentang.

Aku menghindari untuk melihat wajahnya secara langsung meskipun kamar dalam keadaan gelap jadi yang  aku lakukan adalah langsung membenamkan kepala kebagian bawah tubuhnya, tepatnya dibagian paha kebawah, sembari terus memberikan kecupan-kecupan kering (maksudnya tidak pake lidah ciumnya) sudah pasti dia kegelian karenanya tapi  aku masih tidak pasti apakah dia kegelian dalam tidurnya atau memang sudah terjaga dari tadi.

Itu tidak penting untuk mengetahuinya, yang penting adalah sejauh ini adik  aku tidak mengadakan penolakan terhadap aksi  aku itu. Dan selanjutnya  aku sudah mulai berani merangsek kebagian atas.  aku tetap menciumi seluruh bagian tubuhnya yang tertutup short dan kaos.

Tapi ciuman itu tidak mengurangi sensasi yang  aku rasakan dan tentunya yang dirasakan olehnya. Apalagi ketika  aku sudah tiba dibagian payudaranya,  aku menggigit dengan pelan, meski tertutup kaos dan bra, tapi dia bisa merasakan sentuhan kecil ini karena sementara tangan  aku juga menelusuri bagian selangkangannya dengan jemari  aku ini.

Ada suatu saat ketika  aku menekan shortnya dibagian yang  aku rasa itu adalah posisi vaginanya berada, dan yang terjadi adalah, desahan pelan yang membuat  aku semakin berani. Tapi tetap  aku belum bertatapan langsung dengan matanya karena  aku sibuk membenamkan kepala  aku diantara dua payudaranya.  aku tetap takut untuk melihat dia secara langsung.

Badan  aku ini saja masih belum berani untuk menindihnya seperti pagi-pagi sebelumnya.  aku bener-bener mau semua berlangsung dengan lembut dan menggairahkan dirinya untuk menikmati sentuhan selanjutnya.

Dan setelah berlangsung cukup lama foreplay tersebut,  aku mulai menaikkan kepala  aku untuk langsung pergi kearah lehernya. Tetap  aku hanya melihat secara sejenak bagaimana adik  aku memeramkan matanya dan  aku menikmati hal tersebut, karena kita berdua seakan-akan secara tidak langsung mengatakan: ini bukan hubungan adik dan kakak.

Ini bukan hubungan terlarang. Ini hubungan yang saling memberi kenikmatan satu kepada yang lainnya. Dimulailah penjelajahan terhadap lehernya. Dia menggelinjang setiap  aku mengecup dia dengan kecupan basah (ini baru pake lidah  aku) dan sementara tangan  aku tetap menjelajah bagian tubuh lainnya, karena sekarang sudah naik ke payudaranya ( aku menghindari menekan terlalu lama bagian vaginanya karena takut nanti dia sudah kehilangan sensivitasnya).


Tentu saja tangan  aku tidak mau berlama-lama dipisahkan dengan kaos dan bra, sehingga jemari langsung menyelusup masuk ke bagian dalam kaosnya (dan  aku menghindari tergesa-gesa untuk membuka kaosnya,

Sampai merasa yakin banget dia sudah terlena dengan sentuhan  aku) jemari  aku langsung mengangkat keatas bra dan langsung meremas payudaranya dengan lembut sementara bibir sudah mulai naik kebagian bibir adik  aku.

Sebelumnya  aku tidak pernah mencium adik  aku ini tetapi kali ini, ketika nafsu setan semakin membahana, tidak sempurna kalau  aku tidak mulai melumat bibir dan lidah yang ada didalamnya.

Tentu saja  aku memulai dengan mencium pipinya, terkadang tiba-tiba turun ke leher, ke dagunya dan kemudian ke bagian bawah telinganya lalu baru ke bibirnya. Dan adik  aku tetap dalam keadaaan tertutup mata sembari sesekali mendengar desahannya yang membuat  aku semakin birahi.

Tiba untuk sekarang mengeksplorasi bagian bibirnya: dengan tangan  aku pegang pipinya dan mulai mencium bibirnya, merangsek masuk lidah  aku untuk menyentuh bibirnya tetapi entah kenapa dia tidak membiarkan bibirnya terbuka.

Tidak kehilangan akal, tangan  aku berpindah kearah bagian short bawahnya dan menekan bagian vaginanya dengan lembut. Ketika dia mengerang dengan sentuhan tersebut, baru kemudian  aku melihat ada celah bibirnya yang terbuka dan langsung  aku masukkan lidah  aku kedalamnya. Sungguh, adik  aku ini belum pengalaman untuk berciuman.

Bayangkan dia hanya membuka bibirnya tetapi giginya tetap tertutup dengan rapat sehingga  aku tidak bisa untuk menjangkau lidahnya. Ini membuat  aku semakin gemas dan penasaran, sehiingga akhirnya kalau tadi  aku dalam keadaan disamping tubuhnya sekarang  aku meletakkan tubuh  aku keatas tubuhnya dan mencari posisi yang pas untuk meletakkan posisi penis  aku yang mengeras itu agar bisa diletakkan diatas vaginanya.

Aku gerakkan pahanya agar sedikit terbuka sehingga selangkangannya terbuka agak lebar dan pada saat itulah posisi penis  aku taruh tepat diatas vaginanya. Mungkin tidak tepat sekali, tapi itu cukup untuk membuat adik  aku semakin bergairah dengan sentuhan gesekkan penis  aku disekitar vaginanya.

Dan itulah kesempatan ketika  aku membisikkan kata:”Buka mulut kamu ‘de…” antara sadar dan tidak dia melakukannya, maka lengkaplah sudah lidah  aku mengulum lidahnya dengan leluasa.

Kadang menggigit bibirnya dengan lembut, kadang menari-narikan lidah itu kebagian dalam mulutnya, mengulum lidahnya, dan juga sembari penis dibawah tetap digesek-gesekan dengan irama tertentu yang membuat bukan hanya dia mengerang tetapi  aku juga dibuatnya mabuk kepayang.

Tetapi permainan belum lagi dimulai, ini semua baru pemanasan. Karena ketika  aku melihat adik  aku mulai terbang dengan serangan atas dan bawah, mulai  aku menarik kaosnya pelan-pelan keatas untuk membukanya.

Tidak sulit untuk melakukan semua itu kalau wanita sudah hampir setengah sadar dibuat seperti ini. Malahan dengan jelas tangannya turut membantu untuk membuka kaosnya. Itulah yang membuat  aku bertambah berani. Pokoknya, yang terjadi, terjadilah. Ditengah malam yang gelap dengan suasana hujan yang turun, kegairahan  aku semakin menjadi-jadi.

Gelapnya malam tidak dapat menyembunyikan putihnya tubuh dari adik  aku ini, meski bra masih melekat diatas payudaranya.  aku mulai menciumi sekujur tubuhnya meski bra menjadi penghalang  aku untuk menjilat putingnya.

Desahan dan desahan terdengar tidak putusnya dan saat itulah yang tepat untuk melucuti branya yang terkancing di bagian punggungnya dan mencampakkannya dibawah ranjang. Ohhh… ketika bagian tubuh atas telah dilucuti, hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa melepaskan semua penutup tubuhnya. Dan langkah pertama adalah melucuti kaos  aku sendiri dengan cepat dan segera merapatkan tubuh  aku ke atas tubuhnya.

Biar dia merasakan sensasi kulit kita yang bertemu satu dengan yang lainnya. Sementara  aku dengan perlahan tanpa disadarinya sudah juga membuka bagian celana  aku beserta cd-nya sekaligus. Dalam keadaan telanjang bugil, nafsu untuk menggauli adik sendiri semakin menjadi-jadi.

Bayangkan, hanya dengan menjilat putingnya, lalu tiba-tiba naik ke bibirnya, sementara tangan langsung meremas-remas payudaranya, desahan kecilnya, lama kelamaan menjadi keras dan mirip seperti sebuah erangan merintih.

Kencan dengan tidak menggunakan suara memang tidak mengenakkan tapi  aku memang sudah memasang taktik untuk tidak menggunakan suara supaya dia tidak mendengar suara kakaknya dan membangunkan dia dari ketidaksadarannya itu bahwa dia sedang digarap oleh kakaknya sendiri. Yang  aku lakukan hanya membalas erangannya dengan erangan  aku sendiri supaya dia juga terangsang mendengar suara  aku yang merintih-rintih kenikmatan.

Tiba saatnya ketika  aku harus mengerahkan daya upaya agar bisa melucuti short dan cd yang dikenakan oleh adik  aku ini. Ini bukan pekerjaan sulit ( aku sudah sering melakukannya pada wanita-wanita lain sebelumnya)

Aku hanya cukup dengan sabar membuat dia menggelinjang kenikmatan dengan sentuhan  aku dan saatnya tiba ketika  aku tidak langsung membuka celananya tetapi justru menyelusupkan jemari  aku masuk kedalam cd-nya.

Aku hanya meletakkan jari  aku diatas cdnya dan merasa pasti diatas vaginanya  aku menekan dengan lembut, yang terjadi sungguh sangat diharapkan, adik  aku langsung memegang tangan  aku dan menahannya disana. Ini adalah sinyal positif: saatnya untuk segera membuka shortnya.

Dan itu  aku lakukan dengan mudah sekali, karena adik  aku juga dengan cepat turut membantu membuka celana yang dikenakannya.

Tetapi  aku tetap tidak mau terburu-buru untuk membuka cd-nya. Melihat adik  aku sudah telanjang, dengan kemulusan yang tidak terkata, itu sudah sangat menggairahkan buat  aku. Tapi  aku akan membuat bagaimana supaya dia juga menginginkan permainan malam itu.

Maka langkah selanjutnya adalah,  aku menaruh tubuh  aku diatasnya dengan terlebih dulu melebarkan selangkangannya, dan menjepitkan penis  aku diantara kedua pahanya dengan vagina yang masih terbungkus dengan cd yang dikenakannya.

Lalu kembali tangan  aku menyusuri seluruh tubuhnya yang sudah nyaris telanjang sembari mulut  aku kembali menciumi leher, bawah telinga, bibir dan kemudian mengulum putingnya yang mulai mengeras tetapi yang sebetulnya membuat dia terlena adalah karena pada saat bersamaan, dibagian bawah selangkangannya, penis  aku naik turun diatas permukaan cd-nya yang menutupi vaginanya.

Aku terus menggesek-gesek penis  aku naik turun diantara selangkangannya, sambil mendengar desahan nafsu yang tertahan dari adik  aku. Tapi sekian menit  aku tunggu, dia tidak juga menurunkan tangannya kebawah untuk menekan badan  aku lebih dalam dan itu bisa saja terjadi karena dia masih sungkan sebagai adik yang meminta jatah kepada kakaknya walaupun dia sudah sangat menginginkannya.

Maka yang  aku lakukan supaya permainan ini menjadi lebih menarik adalah,  aku turunkan setengah posisi cd yang dikenakannya dan memasukkan penis  aku kedalamnya.  aku sangat mengetahui bahwa itu tidak akan menembus vaginanya, karena posisinya tidak sangat tepat, tapi memang itu  aku sengaja supaya dia merasakan nikmat yang setengah saja dan membuatnya penasaran untuk merasakan lebih jauh lagi.

Dan taktik itu berhasil dengan suksesnya. Setelah  aku menggesek-gesekkan penis  aku diantara jembut tipisnya, dia mulai merintih dengan menggoncang-goncangkan tubuhnya secara perlahan, ke kiri kekanan dan berputar-putar. Sangat erotis! Tidak pernah terbayangkan, adik  aku yang masih kelas 1 SMU melakukan hal ini.

Seks itu memang naluri. Tidak perlu diajarkan sebelumnya tetapi ketika gairah itu muncul, maka orang bisa melakukan sesuatu yang mungkin tidak pernah direncanakan sebelumnya. Dan goyangan dia semakin membuat  aku belingsatan, terlebih ketika merasakan ada cairan-cairan disekitar jembutnya itu.

Tentu saja dia menggoyang karena dia sedang mencari posisi yang pas agar penis  aku bisa masuk kedalam vaginanya. Itu naluri untuk mencari kenikmatan yang lebih! Tapi tidak akan pernah bisa masuk penis  aku kedalamnya kalau cd-nya belum terbuka semuanya.

Dan memang rencana  aku adalah, ketika  aku membuka sebagian dari cd-nya,  aku mau dia yang melakukan pekerjaan sisanya.  aku mau membuat dia merasakan bahwa dia juga menginginkan kejadian malam itu. Dan memang itulah yang terjadi kemudian.

Dengan reflex yang cepat karena mungkin setelah sekian lama bergoyang dan menggelinjang tetapi belum merasakan penis  aku masuk kedalam vaginanya, tiba-tiba saja dia memelorotkan celana dalamnya kebawah dan langsung menekan pantat  aku dari belakang dengan kedua tangannya. Sabar…kembali  aku harus bersabar…!  aku yakin meskipun terlihat sudah mulai liar adik  aku ini tapi sesungguhnya  aku percaya dia masih perawan.

Aku pasti adalah orang pertama yang akan memerawani dia malam itu tapi  aku mau melakukan semua itu dengan lembut dan berkesan. Dan tidak grasak grusuk seperti maunya.

Aku tidak mau dia trauma dengan kejadian pertama. Oleh karenanya,  aku tetap menahan pantat  aku untuk tidak terdorong dengan tekanan tangannya yang keras.

Dia tentu saja belum berpengalaman sehingga tidak mengetahui apa yang akan terjadi kalau  aku langsung mencobloskan penis  aku kedalam vaginanya. Yang  aku butuhkan adalah kesabaran dan kelembutan dalam bercinta. Dan caranya adalah  aku membisikkan kalimat:”Sabar ya, ‘de…” Kalimat pertama yang terdengar dari  aku sekali lagi, selain suara erangan-erangan sebelumnya.

Aku ingin memastikan bahwa dia sudah basah, bahkan becek dengan cairan pelumas disekitar vaginanya. Ini adalah pengalaman pertamanya. Dan  aku harus meyakininya bahwa malam pertama ini akan sungguh sangat berkesan dengan kenikmatan yang tak terkata.

Oleh karenanya, mulailah  aku kembali menggesekkan penis  aku diatas permukaan vaginanya, sambil sesekali mencoba untuk memasukkan penis  aku dengan lembut. Yang terjadi adalah, dia mengerang kesakitan, dan itu pertanda bahaya.

Karena kalau sampai dia merasakan sakit lebih besar daripada nikmatnya, maka otomatis, cairan pelumasnya akan berhenti keluar dan akan menyebabkan vagina yang kering dan susah untuk dimasuki. Jadi yang  aku kerjakan adalah mengeluarkan segenap kemampuan untuk terus membuatnya terangsang dengan lidah, tangan dan penis yang menjelajahi seluruh tubuhnya.

Semakin dia terangsang, semakin basah dan becek disekitar vaginanya, dan itulah saat yang tepat untuk sekali-sekali menghunjamkan penis  aku kedalam vaginanya.

Pertama-pertamanya agak sulit untuk menembus keperawanan dari adik  aku ini tetapi dengan kesabaran  aku melakukan semua ini dengan segenap hati. Seperti misalnya, kalau  aku anggap perlu,  aku turunkan kepala  aku kedaerah selangkangannya dan kemudian tanpa ragu menjilat vaginanya.

Jujur,  aku sebetulnya jijik melakukan hal ini tapi demi membuat agar dia terus terangsang, dengan senang hati  aku melakukan pengorbanan ini. Cukup lama untuk bisa menembus hutan belantara keperawanan adik  aku ini, tetapi dengan rangsangan bertubi-tubi yang sudah dipersiapkan, yang mulanya masih didepan, sekarang perlahan-lahan rodal  aku sudah mulai menancap masuk kedalam.

Dan nikmat yang  aku rasakan bukan karena penis yang sudah menembus vaginanya tetapi justru karena erangannya yang merintih dan gelinjangan tubuhnya yang erotis. Dari pengalaman sudah diketahui bahwa tidak pernah penis bisa menikmati vagina dengan indahnya pada pertemuan pertama.

Yang penting, selama hantaman penis ke vagina adik  aku itu tidak membuatnya sakit yang parah sehingga membuatnya trauma untuk bersenggama lagi, bagi  aku itu sudah cukup berhasil. Dan malam itu berakhir dengan tumpahan sperma  aku disekitar perutnya tanpa merasakan kenikmatan yang dahsyat seperti kalau  aku bersetubuh dengan wanita lainnya yang berpengalaman.

Ada yang aneh ketika  aku harus mengakhiri permainan malam itu.  aku merasa aneh harus menyeka sperma diatas tubuhnya dengan kaos  aku dan harus membisikkan:”Pake bajumu ya ‘de…” dan kemudian  aku dengan berjinjit keluar dari kamarnya malam itu dengan perasaan berdosa. Tapi dosa ternyata menyebar dengan cepat.

Besoknya, dengan sengaja  aku tidak menjemput adik  aku pulang walaupun sebetulnya ada kesempatan.  aku tidak menginginkan bertemu dengan dia tapi tidak mengetahui apa yang harus dibicarakan. Gua hanya mau bertemu dengan dia dengan menggunakan bahasa tubuh saja.

Dan itu artinya, pada malam berikutnya, mumpung adik  aku masih tidur sendiri, tunggu hingga jam satu pagi, baru  aku berani memberanikan diri untuk menyelinap ke kamarnya dengan keyakinan, kali ini hanya pintu kamarlah yang menjadi tanda diantara kita berdua.

Kalau dia tidak menguncinya, itu berarti dia memang menginginkan kedatangan kakaknya di tengah malam untuk mengulangi hal yang pasti dianggapnya luar biasa tadi malam. Tapi kalau dia mengunci kamarnya, itu berarti, kejadian tadi malam hanyalah kecelakaan semata.

Tentu saja sangat menegangkan untuk mengetahui apakah pintu terbuka atau terkunci. Tetapi yang pasti, ketegangan itu sudah sangat berkurang drastis karena  aku sebelumnya malam itu sudah bermasturbasi dengan suksesnya sebelum mengendap-endap menuju kamar adik  aku.

Dan ketika  aku membuka gagang pintu dan mendorongnya, ternyata pintu bergerak kedalam, dan itu artinya…..jantung  aku kini bergemuruh dengan hebat! Masih belum bisa menerima kenyataan bahwa ternyata adik  aku sengaja tidak mengunci pintu kamarnya yang artinya, dia memang sedang menunggu kakaknya yang cabul ini masuk kedalam kamar dan akan melanjutkan permainanan malam sebelumnya yang belum mendapatkan nikmatnya.

Mungkin karena terlalu lama menunggu, adik  aku memang sepertinya benar-benar tertidur. Ini terlihat dari posisi tidurnya yang terlentang. Dalam keadaan seperti ini,  aku tidak mau membuang-buang waktu lagi.  aku yakin sekarang bukan saatnya lagi untuk foreplay dengan durasi yang lama.  aku dengan polosnya langsung membuka seluruh baju  aku dan celana beserta cd-nya.

Aku merasa yakin, kali ini adalah permainan seks yang memang bergayung sambut. Jangan membuang waktu lama untuk hal-hal yang sudah dilakukan tadi malam. Sekarang hanya melanjutkan saja apa yang telah terjadi pada malam sebelumnya. Yang dilakukan adalah, dengan tubuh telanjang, langsung tidur disamping adik  aku dan langsung pelan-pelan menurunkan shortnya. Ada sedikit pergerakan darinya, tetapi seperti antara sadar dan tidak sadar.

Setelah shortnya dilucuti, jemari  aku menekan bagian vagina yang ditutupi cd-nya. Ada sedikit gerekan menggelinjang. Dan kini tiba saatnya untuk untuk menciumi lehernya yang tak terlindung sembari naik perlahan kearah bibirnya. Tidak ada perlawanan. Malah sepertinya ketika bibir  aku tiba di bibirnya, dia sudah membuka bibirnya dengan otomatis menjulurkan lidahnya. Tunggu apa lagi.

Langsung melumat bibirnya sembari tangan kembali meremas payudaranya yang tertutup kaos. Tidak sabar lagi,  aku langsung menindih tubuhnya dengan tubuhku dan seperti biasanya meletakkan posisi penis tepat diatas vaginanya sambil menggesekkannya meski tertutup cd-nya.  aku suka dengan gaya yang bikin penasaran ini.

Karena kemudian adik  aku akan mulai menggoyangkan dengan pelan tubuhnya dan tanpa membuang waktu  aku langsung membuka kaos dan bra-nya.  aku sudah telanjang bulat dari pertamanya tapi dia masih tersisa cd dan tugas  aku selanjutnya adalah memastikan bahwa dia akan benar-benar basah hingga becek sehingga penelusuran lubang vagina oleh penis  aku akan berjalan lebih nikmat dari pada malam sebelumnya.

Dan seperti taktik  aku sebelumnya,  aku tidak akan pernah mau membuka cd wanita sebelum dia memang menginginkan untuk dilucuti, bahkan lebih bagus lagi kalau dia sendiri yang melucuti.

Jadi yang  aku lakukan adalah menggerayangi tubuhnya dengan lidah basah sembari tangan terus meremas-remas payudaranya. Memastikan bahwa kedua puting payudaranya menjadi keras adalah pekerjaan susah. Padahal menurut pengalaman, disitulah letak seorang wanita benar-benar birahi. Terkadang kita sentuh bagian kiri, mengeras tapi bagian kanannya tidak dan begitu sebaliknya.

Aku tidak mau menggarap seorang wanita sebelum dia betul-betul menginginkannya. Dan ketika semua sudah berjalan dengan sesuai rencana. Maka  aku membisikkan kalimat:”Kita harus pindah ke lantai, ‘de…” Sebetulnya ini adalah permintaan yang beresiko, karena alam bawah sadarnya kembali terjaga sehingga dia bisa saja menolak pindah. Tapi  aku memang benar-benar sudah memperhitungkan segala sesuatu dengan cermat.

Aku tidak mau lagi hebat-hebatnya bergoyang dan terganggu oleh karena bunyi derit tempat tidur yang bisa membangunkan kakak dan keponakan  aku. Langsung  aku melemparkan selimut dan bantal kebawah lantai dan menariknya turun kebawah.

Dia hanya menurut saja dan itu adalah anugrah. Sehingga dengan beralaskan selimut saja, walaupun kerasnya lantai tidak mengurangi semangat kita berdua untuk memulai petualangan yang lebih hebat dari sebelumnya. Dan itulah yang terjadi:  aku langsung kembali mencium bibir dan melumat lidahnya.

Menindihnya dengan tubuh  aku yang langsung menyelipkan rodal diantara kedua pahanya. Menggesekkannya dengan lembut sembari tangan memainkan payudara beserta putingnya.

Dalam hati  aku bersyukur juga, menikmati tubuh mulus adik  aku ini seperti suatu mukjizat. Mana pernah ada pengalaman bisa mengadakan hubungan seks dengan keluarga sendiri, meskipun itu hanyalah adik tiri. Sepertinya takut dosa sudah tidak ada lagi. Yang ada hanyalah nafsu yang membara untuk menggarap tubuhnya ini dengan tekad untuk memberikannya kepuasan yang tidak terkira.

Mungkin karena sebelumnya sudah masturbasi, sehingga permainan  aku agak sedikit lembut dan penis berdiri tidak begitu kencang. Dan ini sangat menguntungkan  aku karena  aku jadi bisa mengendalikan permainan. Yang terjadi adalah, adik  aku memburu dengan sedikit malu-malu sementara  aku seperti berkesan jual mahal.

Tapi sampai kapan ini akan bertahan? Ketika tiba saatnya ketika  aku mulai melucuti perlahan cd adik  aku ini kebawah, nafsu birahi  aku seakan tiba-tiba muncul. Entah kenapa  aku bertindak liar dengan menarik cd itu dengan gigi  aku kebawah dan kemudian langsung mengarahkan lidah  aku kearah vagina adik  aku.

Aku hanya menciumnya sesaat, karena memang bukan ciri  aku untuk menjilat vagina wanita,  aku hanya mau memastikan bahwa vaginanya cukup pelumas untuk segera ditancapkan penis  aku kedalamnya. Tapi itulah  aku, selalu membuat wanita penasaran.

Aku tetap hanya menyenderkan penis  aku keatas vaginanya tanpa bermaksud memasukkannya sementara  aku pura-pura sibuk untuk mengulum bibir dan lidahnya sambil mendekap tubuhnya dengan kedua tangan  aku.

Justru adik  akulah yang sibuk menggoyangkan tubuhnya supaya rodal  aku bisa menghujam kemaluannya. Dan  aku tidak membiarkan dia berlama-lama melakukan itu karena  aku kemudian berbisik kepadanya:”Kamu mau ‘de..” dengan tenangnya  aku bertanya. Seperti tersekat ditenggorakan jawabannya:”Terserah kakak…”


Inilah saatnya  aku menunjukkan kepada adik tirinya, siapa  aku sebenarnya. Dengan sigap  aku sekarang memegang rodal  aku dengan jari  aku dan mulai membelai-belai permukaan vaginanya dengan penis  aku. Itu sangat membuat wanita manapun akan bergairah untuk mengeluarkan lebih banyak lagi pelumas cairannya.

Dan erangan yang keluar dari adik  aku semakin membuat  aku semangat untuk terus menggesek-gesekan rodal  aku di atas permukaan vaginanya. Ketika dirasa cukup licin, mulai pelan-pelan  aku dorong rodal ini dengan tangan  aku masuk kedalam vaginanya.

Itu cukup untuk membuat tubuh adik  aku terdorong kebelakang karena mungkin sakit dan nikmatnya bergabung menjadi satu. Kalau sudah begitu  aku akan menarik kembali keluar rodal  aku dan kemudian memasukkannya kembali perlahan. Kembali tubuh adik  aku terdorong kebelakang tetapi sekarang sudah tidak sekeras sebelumnya.

Dalam hati  aku, ini harus menjadi lebih baik dari pada malam sebelumnya. Lalu secara konstan,  aku mulai memasuk-keluarkan rodal  aku kedalam setengah lubang vaginanya, hanya untuk memancing agar cairan pelumasnya terus keluar dengan lancar. Itulah yang terjadi beberapa saat kemudian, ketika  aku mulai merasakan bahwa lubang ini sudah mulai lancar untuk terus dipompa keluar masuk rodal  aku.

Akhirnya  aku melepas jari  aku dari rodal dan membiarkan rodal  aku mencari sendiri jalan masuk lobang kedalam vagina adik  aku dan sekarang saatnya tangan  aku akan memindahkan sentuhannya ke payudara adik  aku. Sambil memeras payudaranya,  aku secara perlahan menggenjot pantat  aku naik turun membenamkan rodal  aku kedalam memeknya.

Bisa dipastikan terjadi erangan yang lebih hebat dari sebelumnya keluar dari mulut adik  aku, tetapi dengan sigap  aku tutup kepalanya dengan bantal agar erangannya tidak terdengar. Dari yang pertamanya masih seret, tetapi lama kelamaan sudah mulai lancar masuk keluarnya rodal  aku didalam memek adik  aku ini.
Ini tentu saja akan membuat  aku untuk terus menuntunnya kepermainan yang lebih nikmat lagi. Dan dimulailah  aku mengangkat satu kakinya untuk disilangkan dan  aku juga menyilangkan kaki  aku untuk mengajarkan padanya rodal* dengan gaya bintang.

Aku suka banget gaya ini dan  aku mau adik  aku merasakannya juga.  aku merasa gaya ini betul-betul bisa menjebloskan seluruh rodal kita kedalam memek wanita yang kita garap. Adik  aku hanya menurut saja permintaaan  aku dengan tatapan yang aneh.  aku tetap risih melihata tatapannya tapi selama dia masih bersedia untuk digarap,  aku tidak perduli.

Maka selanjutnya yang terjadi adalah,  aku mengocok seluruh tubuh  aku dengan gaya bintang kedalam memeknya. Tentu saja kali ini dia bukan lagi mengerang dibuatnya tetapi sudah sedikit berteriak.  aku terganggu dengan teriakannya sehingga  aku menurunkan tempo goyangannya tetapi yang terjadi justru dia yang mengocoknya dari bawah sembari menutup sendiri mulutnya dengan kedua tangannya supaya teriakan yang keluar tidak terdengar.

Gila,  aku bener-bener horny sekarang kalau membayangkan apa yang terjadi pada waktu itu. Permainan dengan seorang perawan selalu mengejutkan pada kali yang kedua. Tetapi yang lebih mengejutkan disini adalah  aku memerawani adik  aku sendiri. Gilanya kita bisa bersetubuh hingga berjam-jam malam itu, hingga dia bertanya, apakah semua cowo seperti ini kuatnya.  aku hanya tersenyum tanpa memberitahu bahwa rahasianya adalah  aku sudah masturbasi sebelumnya, makanya tidak muncrat-muncrat pada malam itu.

Itu ternyata sangat berkesan didalam dirinya, sehingga kemudian, diwaktu-waktu selanjutnya setiap ada kesempatan yang memungkinkan kita berdua melakukan perbuatan bejat ini tanpa ragu-ragu lagi. Bahkan pernah, ketika kita berdua mengikuti camping bersama disuatu tempat, pada siang hari kita rodal* di dalam tenda tanpa ada yang mengetahui. Siapa yang mau curiga, kalau mereka tahu si Febri adalah adikku sendiri.

Seorang adik tiri yang akhirnya menjadi gila seks karena diajarkan berbuat nafsu bejat itu oleh kakaknya sendiri yang berawal dari sentuhan di telinga.
Cerita Seks, Cerita Sex Terbaru, Cerita Panas, Koleksi Cerita Dewasa, Cerita Porno 17 tahun Keatas

CERITA SEX, KUMPULAN CERITA DEWASA, CERITA PANAS, KOLEKSI CERITA MESUM, CERITA SEKS, CERITA 17+, ANAK SMP BUGIL DAN SISWI SMA BUGIL TELANJANG, TANTE BUGIL, TANTE GIRANG BUGIL, TANTE GIRANG VAGINA MERAH BASAH, ABG TELANJANG SMA DAN VIDEO VAGINA MERAH BASAH, SEX CEWEK NGENTOT, SITUS VAGINA MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMP, CERITA SEX ABG, SUKA BUGIL, ABG FOTO BUGIL TERBARU, ABG NGENTOT MEMEK, ABG SITUS VAGINA MERAH BASAH, KHUSUS ANAK SMA, SITUS VAGINA MERAH BASAH, ABG HOT VAGINA MERAH BASAH, CERITA SEKS PEREK ANAK SMA, SMA TELANJANG, CEWEK SMA BUGIL, SISWI SMU BUGIL, DOWNLOAD PERGAULAN BEBAS ANAK ANAK SMA, MEMEK NGANGKANG DIENTOT, FILM VAGINA MERAH BASAH PANAS

0 komentar

Posting Komentar